Pikirkan Anugerah Allah dan Makhluk Allah
Hadis-hadis terkait larangan memikirkan zat Allah dan hendaknya lebih memikirkan anugerahNya, ciptaannya dan makhlukNya. Dalam Hadits diriwayatkan:
1. Hadis dari Ibnu Umar
تَفَكَّرُوا فِي آلَاءِ اللَّهِ ، وَلَا تَفَكَّرُوا فِي اللَّهِ
Artinya: Berfikirlah tentang nikmat-nikmat Allah dan jangan kalian berfikir tentang (zat) Allah.
Hadis di atas dari Sahabat Ibnu Umar diriwayatkan oleh Ibnu Hatim dalam Tafsirnya (12111); Tabrani dalam Al-Mu’jam Al-Ausat (6319); Al-Laka’i dalam Syarah Ushul I’tiqad Ahlissunnah Wal Jamaah (458); Al-Baihaqi dalam Sya’bul Iman (927).
2. Hadis dari Sahabat Abdullah bin Salam
خَرَجَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَلَى نَاسٍ مِنْ أَصْحَابِهِ وَهُمْ يَتَفَكَّرُونَ فِي خَلْقِ اللهِ ، فَقَالَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ:” فِيمَ تَتَفَكَّرُون ” ، قَالُوا: نَتَفَكَّرُ فِي اللهِ قَالَ:” لَا تُفَكِّرُوا فِي اللهِ ، وَتَفَكَّرُوا فِي خَلْقِ اللهِ ؛ فَإِنَّ رَبَّنَا خَلَقَ مَلَكًا قَدَمَاهُ فِي الْأَرْضِ السَّابِعَةِ السُّفْلَى ، وَرَأْسُهُ قَدْ جَاوَزَ السَّمَاءَ الْعُلْيَا، مَا بَيْنَ قَدَمَيْهِ إِلَى رُكْبَتَيْهِ مَسِيرَةُ سِتِّمِائَةِ عَامٍ، وَمَا بَيْنَ كَعْبَيْهِ إِلَى أَخْمَصِ قَدَمَيْهِ مَسِيرَةُ سِتِّمِائَةِ عَامٍ، وَالْخَالِقُ أَعْظَمُ مِنَ الْمَخْلُوقِ
Artinya: Nabi pernah keluar menemui para Sahabat yang sedang memikirkan tentang ciptaan Allah. Nabi bertanya pada mereka: Apa yang kalian pikirkan? Mereka menjawab: Kami berfikir tentang Allah. Nabi bersabda: Jangan memikirkan tentang Allah. Pikirkan ciptaanNya. Sesungguhnya Tuhan kita telah menciptakan malaikat yang kedua kakinya di bumi lapis ketujuh terbawah sedangkan kepalanya melewati langit yang tinggi. Di antara kedua kakinya sampai betisnya berjarak 600 tahun. Antara kedua telapak tangan sampai kaki paling bawah berjarak 600 tahun. Al-Khaliq (Allah) lebih agung dari makhluk.
Hadis ke-2 ini diriwayatkan oleh Abu Nuaim dalam Hilyatul Auliya (hlm. 6/66); Abul Qasim At-Tamimi dalam Al-Hujjah fi Bayanil Mahjah dan Qiwamus Sunnah dalam At-Targhib wat Tarhib (673).
3. Hadis dari Sahabat Ibnu Abbas dari jalur Said bin Jubair
تفكروا في كل شيء ، ولا تفكروا في ذات الله
Artinya: Berfikirlah tentang segala sesuatu tapi jangan berfikir (membayangkan) tentang zat Allah.
Hadis ini diriwayatkan oleh Al-Baihaqi dalam Al-Asma’ was Shifat (618, 887); Abus Syaikh dalam Al-Azhamah (1/212); Ibnu Abi Syaibah dalam Al-Arasy (16).
4. Hadis dari Sahabat Ibnu Abbas dari jalur Amar bin Marrah:
أبصر النبي صلى الله عليه وسلم قوماً فقال:” ما لكم ؟ قالوا: نتفكر في الخالق. فقال لهم: تفكروا في خلقه ولا تفكروا في الخالق ، لا تقدرون قدره
Artinya: Nabi melihat suatu kaum dan bertanya: Sedang apa kalian? Mereka menjawab: Kami sedang berfikir tentang Al-Khaliq (Allah). Nabi bersabda pada mereka: Berfikirlah tentang makhluknya, jangan berfikir tentang Sang Pencipta, (karena) kalian tidak akan mampu memikirkannya.
Hadis ini diriwayatkan oleh Qiwamus Sunnah dalam At-Targhib wat Tarhib (678) dan Muhammad bin Ubaid dalam Az-Zuhd (945).
Status Hadits Hasan dan Sahih
Keempat hadis di atas masing-masing berstatus dhaif dari segi sanad (jalur perawi), namun keempatnya saling menguatkan dan naik derajatnya menjadi hasan li ghairihi dan bahkan secara matan (kandungan hadis) adalah sahih.
As-Sakhawi dalam Al-Maqasidul Hasanah, hlm. 261, menyatakan:
وأسانيدها ضعيفة ، لكن اجتماعها يكتسب قوة ، والمعنى صحيح
Artinya: Sanad (keempat hadis di atas) adalah dhaif namun kumpulan semuanya saling menguatkan. Sedangkan maknanya adalah sahih. Dan oleh karena itu dapat dijadikan hujjah atas larangan memikirkan atau membayangkan zat Allah.
Imam Abu Hanifah menjelaskan dalam Syarah At-Tahawiyah:
لا ينبغي لأحد أن ينطق في ذات الله بشيء، بل يصفه بما وصف به نفسه. انتهى.
Artinya: Hendaknya tidak seorangpun menyamakan zat Allah dengan apapun
DOA MENGHILANGKAN PIKIRAN WAS-WAS DAN LINTASAN BURUK
Apabila anda ada lintasan untuk membayangkan zat Allah, maka ucapkan: آمنت بالله (Amantu billah) – Aku beriman pada Allah. Lalu ucapkan ta’awudz yakni ucapan “Audzubullahi minas syaitonir rojim”. Dan berhentilah membayangkan.
Dalam sebuah hadis sahih riwayat Muslim daro Abu Hurairah Nabi bersabda:
لا يزال الناس يتساءلون حتى يقال هذا: خلق الله الخلق، فمن خلق الله؟ فمن وجد شيئاً من ذلك فليقل: آمنت بالله
Artinya: Manusia selalu bertanya-tanya (tentang Allah) sampai dikatakan: Allah menciptakan makhluk, lalu siapa yang menciptakan Allah? Sesiapa yang mengalami hal seperti itu maka ucapkan “Amantu billah” (aku beriman pada Allah).
Dalam hadis sahih yang lain riwayat Bukhari dan Muslim Nabi bersabda:
يأتي الشيطان أحدكم فيقول: من خلق كذا وكذا.. حتى يقول له من خلق ربك، فإذا بلغ ذلك فليستعذ بالله ولينته
Artinya: Setan akan datang pada kalian lalu membisikkan: Siapa yang menciptakan ini dan itu … sampai setan berbisik pada seseorang: Siapa yang menciptakan Tuhanmu? Apabila mengalami hal seperti itu maka berta’awudz-lah pada Allah dan hentikan.
Comments