top of page

Apakah Bahasa Terjemahan, Selaras dengan Makna Pesan Tuhan?

  • Writer: Ridho SE MM
    Ridho SE MM
  • Nov 23, 2021
  • 2 min read

Updated: Dec 4, 2021

Kemampuan untuk menerjemahkan Al-Quran ke dalam berbagai bahasa, merupakan sebuah maha karya para cendikiawan muslim atau ulama kita, yang sangat bernilai. Sebuah nilai kebaikan yang dapat kita nikmati sebagai pengetahuan untuk memahami Al-Quran, dan tak mungkin kita mampu untuk membalas kebaikan tersebut. Namun, pekerjaan itu belum lah tuntas. Karena makna Al-Quran masih memiliki berbagai informasi, yang belum tentu dapat dipecahkan atau dijelaskan pada zaman terdahulu. Bahkan belum tentu, semua isi Al-Quran, dapat dijelaskan saat ini. Karena bisa jadi, penjelasan ayat tertentu hanya bisa didapatkan maknanya, dimasa yang akan datang.





Dari sini kita bertanya, apakah terjemahan mampu memberikan makna yang sama bagi pesan Tuhan yang diterjemahkan. Sebagaimana kita ketahui, bahwa Al-Qur'an diturunkan dalam bahasa Arab, kemudian diterjemahkan dalam bahasa Indonesia, agar membantu kita dalam memahami makna pesan Allah yang ada di dalamnya.


Namun, terjemahan Al-Quran itu bukanlah Firman Allah, tapi membantu kita dalam memahami Pesan Tuhan. Sehingga masih terdapat kelemahan dalam mendapatkan makna sebenarnya, jika terjemahan dianggap sinonim/sama dengan Bahasa Qur'an. Sementara Bahasa Qur'an lah yang merupakan kebenaran mutlak dari Firman Allah.


Contohnya adalah sebagai berikut:

1. Kata 'Baca' dalam terjemahan Al-Qur'an, menggunakan minimal dua bahasa qurani, yaitu iqra dan tilawah. Apa perbedaannya?

2. Kata 'Manusia' dalam terjemahan Al-Quran, menggunakan minimal tiga bahasa qurani, yaitu nas, basyar, dan insan. Apa perbedaannya?

3. Kata 'Hati' dalam terjemahan Al-Qur'an, menggunakan minimal dua bahasa qurani, yaitu qalbu dan fuad. Namun qalbu berdasarkan Al-Quran, memiliki fungsi mengetahui, memahami, memikirkan dan meyakini. Sementara dalam ilmu kedokteran menjelaskan, hati memiliki fungsi menyaring racun. Sementara fungsi mengetahui, memahami, memikirkan dan meyakini itu terdapat pada otak dalam bagian tubuh manusia. Apakah Quran bertentangan dengan fakta sains?


Bagaimana kita menyikapi hal ini?


Atau bagaimana cara kita agar mendapatkan makna sebenarnya dari isi firman Allah?


Bagaimana menguji kebenaran makna firman Allah yang sudah kita definisikan maknanya?


Bersambung...

 
 
 

Recent Posts

See All
Menggunakan Akal Dalam Perspektif Qurani

2.44 اَتَأْمُرُوْنَ النَّاسَ بِالْبِرِّ وَتَنْسَوْنَ اَنْفُسَكُمْ وَاَنْتُمْ تَتْلُوْنَ الْكِتٰبَ ۗ اَفَلَا تَعْقِلُوْنَ Mengapa kamu...

 
 
 
Tuhan, Mengapa Engkau Tak Terlihat

Mengapa TUHAN Engkau tak bisa dilihat oleh mata Engkau tak bisa didengar oleh telinga Engkau tak bisa disentuh oleh tubuhku (Berpikirlah...

 
 
 

Comentários


Post: Blog2_Post
  • Facebook
  • Twitter
  • LinkedIn

©2021 by E-Book Store. Proudly created with Wix.com

bottom of page